mediadoetaindonesia.com, MEDAN – Kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) dimaknai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sebagai momentum penting untuk merefleksikan situasi kekerasan terhadap perempuan (KtP) dan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan.
Dimedan sekumpulan perempuan dengan berpakaian kaos putih turut memperingati dan mengkampanyekan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan tepat nya di depan PT London Sumatera jalan Ahmad Yani Medan, Minggu 15/12/2004.
Berdasarkan pantauan tim media ini, dalam orasinya sekumpulan komunitas perempuan berbaju putih tersebut juga merefleksikan peringatan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (16 HAKTP) Dengan membawa berbagai poster dan kain putih berukuran besar dengan membubuhkan tanda tangan dan cap jari di atas kain putih tersebut dengan menggunakan cat, yang dimaknai sebagai bentuk penolakan tindakan kekerasan terhadap perempuan Indonesia.
Dan menegaskan agar pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mengkampanyekan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan mengutamakan pemenuhan hak-hak korban.
“bahwa aksi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) ini berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember 2024, namun kami dari kumpulan perempuan baju putih di kota Medan baru hari Minggu ini kita peringati dan mengkampanyekan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (HAKTP) dan bukan hanya sebuah perayaan, “Kami mengajak semua pihak untuk kembali merefleksikan setiap upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang telah kita lakukan sekaligus mengajak untuk lebih memperluas aksi nyata pencegahan untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan”,Tantangan terbesar kita hari ini dan ke depan adalah masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar salah seorang orator perempuan baju putih.
Dalam kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (HAKTP) tersebut terlihat hadir Ketua Forum Buruh Madani Indonesia Awaluddin Pane, beliau hadir memberikan dukungan dan semangat kepada komunitas perempuan baju putih untuk terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak perempuan dan perlindungan hukum sebagai warga negara.
“Lindungi semua, penuhi hak korban, akhiri kekerasan terhadap perempuan, terutama buruh dan pekerja perempuan di tempat nya bekerja, tolak kekerasan terhadap perempuan” ujar Awaluddin dalam orasinya.
Usai kegiatan dalam keterangan persnya Awaluddin mengatakan, “Sebagai isu sosial yang kompleks, peran serta seluruh pihak sangat dibutuhkan sebagai basis utama dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan, dan pekerja perempuan baik di industri maupun perkebunan. paradigma yang sama dalam memandang kekerasan terhadap perempuan sebagai sebuah bentuk pelanggaran hak asasi manusia perlu terus digaungkan, “sehingga publik lebih sadar dan kasus dapat tertangani secara tuntas.(tim)