Pesan Khusus Pejabat Kementerian BPN/Bappenas untuk 306 Wisudawan ke 5 IAI Al AZIS
Media Doeta Indonesia, Indramayu – Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI Al AZIS), Indramayu, kembali menggelar wisuda pada Kamis 12-12-2024.
Sebanyak 306 wisudawan yang berasal dari tiga fakultas yakni Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah.
Beberapa tokoh, akademisi dan pejabat negara hadir memberikan orasi ilmiah salah satunya, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian BPN/Bappenas Drs Amich Alhumami, M.A.,
Dalam orasinya, alumnus Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan bahwa para wisudawan patut berbangga dengan jenjang akademik yang telah dicapainya yakni strata 1.
Pasalnya, kata doktor bidang antropologi sosial lulusan University of Sussex Inggris (2011) ini, dari sekira 280 juta penduduk Indonesia hari ini, yang mengenyam pendidikan S1 hanya 4 persen, 59 persen di antara nya hanya lulusan SMP ke bawah.
“Tahukah saudara-saudara semuanya para sarjana yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1 bahwa anda semua termasuk kelompok yang amat sedikit dari 280 juta penduduk Indonesia,” kata Amich Alhumami di depan ratusan wisudawan yang hadir di Auditorium Mini Zeteso Lantai 5 Gedung Ali Ibn Abi Thalib, Ma’had Al Zaytun, Mekarjaya, Gantar , Indramayu Jawa Barat.
“Hanya 4.3 persen saja jadi betul-betul anda semua disebut minority group atau kelompok kecil,” katanya
Kendati kelompok kecil, tokoh pendidikan dan pembangunan masyarakat ini menegaskan jangan dianggap sepele mengingat kelompok ini bisa menjadi kekuatan transformatif dan motor penggerak bagi kemajuan bangsa,” tegasnya.
Dia pun mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Presiden ke 3 B.J Habibie, sosok yang juga pernah meresmikan Ponpes Al Zaytun bahwa untuk majunya sebuah bangsa tidak cukup dengan mengandalkan komparatif advantage atau keunggulan perbandingan dengan kata lain besar jumlah penduduk tetapi harus masuk ke competitive advantage atau berpendidikan tinggi yang menguasai sains dan teknologi.
Dia menegaskan bahwa sarjana adalah kelompok critical mass atau yang menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan.
“Berapa sentral peran perguruan tinggi sebagai layana pendidikan, Lembaga penelitian, institusi transformasi kebudayaan teknologi dan agen pembangunan sosial ekonomi,”terangnya.
Dia mengajak para sarjana dan perguruan tinggi untuk terus melakukan riset atau penelitian yang bisa membuahkan inovasi bagi kemajuan bangsa.
Untuk menuju satu abad Indonesia emas 2045, pemerintah harus menggeser kelompok mayoritas 59 persen tingkat pendidikan SMP ke bawah ke tingkat berikutnya yakni SMA dan perguruan tinggi.***